Diantaranyadengan penerapan Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo penggunaan teknologi dalam pertanian sangat penting. Karena bisa membantu menggenjot produktivitas. Produktivitas sangat dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan pangan. Keunggulandalam menggunakan teknologi pertanian yang satu ini diantaranya yaitu pekerjaan lebih selesai, mudah digunakan dan praktis, hasil tanah lebih baik, mengurangi biaya produksi, menghasilkan panen bermutu tinggi. Rotavator Rotavator ialah alat yang digunakan untuk melakuakan pengolahan tanah pertama dan kedua. Teknologipertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Pada awalnya teknologi dibuat oleh manusia untuk mempermudah berbagai pekerjaan yang dilakukan. Dalam 100 tahun ini berbagai teknologi ditemukan oleh manusia mulai berkembang pesat, mulai dari bidang transportasi hingga informasi tidak terkecuali Teknologiini banyak dikembangkan di pertanian tanaman hortikultura dalam skala besar. Dengan adanya teknologi ini, penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya dapat lebih terarah dan efisien, sehingga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Kedua teknologi otomasi ,penerapan otomasi seperti ini masih terbilang sederhana. Pertanianadalah salah satu sektor ekonomi yang memberikan pengaruh signifikan terhadap lingkungan.Pertanian juga menjadi tumpuan dasar sumber pangan bagi kehidupan manusia. Tren sistem pertanian presisi semakin diminati pada era revolusi industri 4.0. dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan [Balafoutis et al., 2017].. Menurut Mulla (2013), pertanian presisi bertujuan untuk penggunaan sumber MenteriPertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, optimistis program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan. Khususnya untuk mendukung petani mencapai ketahanan pangan. "Lewat IPDMIP ini, pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat," kata Mentan. aNN0U. ArticlePDF Available Abstractp class="A04-abstrak2"> Smart farming based on artificial intelligence is a flagship launched by the Ministry of Agriculture. Smart farming encourages the farmers to work more efficient, measurable, and integrated. Through technology, farmers are able to carry out farm practice by relying on mechanization, not on the planting season, from planting to harvesting accurately. Several smart farming technologies such as blockchain for modern off farm agriculture, agri drone sprayer, drone surveillance drone for land mapping, soil and weather sensors, intelligent irrigation systems, Agriculture War Room AWR, siscrop information systems have been implemented in some areas. However, farmers deal with various educational backgrounds, aging farmers phenomenon, and high cost of smart farming technology tools to implement smart farming. This paper aims to analyze the huge opportunities of smart farming by utilizing the potential of millennial farmers as actors and analyzing various government policies to support smart farming The Ministry of PDTT has carried out pilot projects to implement smart farming in several locations. The Ministry of Agriculture also needs to play a role by creating a smart farming roadmap. The Government's Strategic Project 2020 – 2024 through food estate based on farmer corporations may support massive smart farming applications. Dunia akan terus berkembang secara digital. Meningkatnya penggunaan teknologi digital secara eksponensial telah mendorong disrupsi, termasuk di sektor pertanian. Kehadiran teknologi digital telah mengubah cara orang berkomunikasi, belajar, dan berinteraksi. Kondisi ini juga menjadi tantangan baru bagi penyuluh pertanian bagaimana menyikapi perubahan masyarakat. Tulisan ini bertujuan 1 untuk menganalisis wawasan tentang bagaimana teknologi digital mentransformasi sektor pertanian Indonesia dan 2 untuk mengeksplorasi pergeseran peran penyuluh pertanian di era digital. Metode pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Kami menggunakan data kualitatif pengamatan online yang dikumpulkan di World Wide Web dengan observasi yang tidak mengganggu dan data dari tinjauan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan teknologi digital mengubah sektor pertanian dalam dua hal, sistem pangan, dan sistem pengetahuan dan inovasi pertanian. Tulisan ini mencoba menunjukkan bahwa digitalisasi telah mengubah peran penyuluh pertanian. Peran Penyuluh diperbaharui untuk menyesuaikan diri dengan ekosistem digital, seperti informan, konsultan, penasehat, fasilitator, mediator, dan promotor. Serta perluasan peran penyuluh di bidang baru yaitu penyuluh sebagai content creator dan influencer, gatekeeper, translator, sense makers, expert user, big data analyst, artificial intelligence dan digital twin data scientist, pengambil keputusan , pengembang perangkat lunak, dan pembuat gamify. Sementara itu, untuk menjawab dua tantangan besar tersebut, The purposes of this study was to identify the condition of agricultural labor; know the causes, impacts and strategies to reduce the shift of the youth labor from agricultural to non-agricultural sector. This research was conducted in Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo and Sleman regency in 2015. The results showed that the number of households and agricultural enterprises in DIY decrease. The participation of youth in agricultural sector had been decline and the age of agricultural labor DIY was dominated by the farmers over 60 years. Factors which push the shift of the youth from agricultural to non-agricultural was the bigger income on non-agricultural sector, negative image of agriculture, increase of education, narrow land ownership and ease of rural accessibility. While the factors of pull the youth was financial, parental inheritance and government incentives. The impacts of this condition was decrease of the effectiveness and efficiency of agriculture; the scarcity of agricultural labor and increase of the wage. To overcome this, it is necessary to increase the role of youth in the farmers' institutions; introduction of agriculture through early childhood education; improve the quality of agricultural actors; develope integrated agriculture; strengthen cooperative farming; agricultural insurance and marketing guarantees.

penggunaan teknologi untuk meningkatkan hasil panen pertanian adalah